Konsep Penyembahan Dalam Roh dan Kebenaran
I. Pendahuluan
Ibadah Kristiani tidaklah lepas dari suatu yang dinamakan penyembahan kepada Allah. Bahkan setiap orang percaya seharusnya mempunyai gaya hidup sebagai “penyembah-penyembah” bagi Allah. Dan, karena penyembahan adalah gaya hidup orang percaya, maka memuliakan Allah pastilah menjadi tujuan penyembahan yang disadari, terus menerus, berarti, dan kekal. Dalam pelaksanaannya, penyembahan tidaklah dibatasi oleh masalah tempat, jenis, waktu atau hal apapun, sebab pada esensinya, Pribadi yang disembah adalah pribadi dalam Roh, yang tidak bisa batasi oleh apapun di luar diri-Nya. Kita bisa menyembah Allah dimanapun kita berada dan dalam segala aspek hidup dan pekerjaan kita sehari-hari. Oleh sebab itu, apapun yang kita lakukan mulai dengan kegiatan-kegiatan biasa seperti makan dan minum, haruslah dilakukan untuk kemuliaan Allah, itulah penyembahan sebagai gaya hidup. Kemudian dalam penyembahan itu sendiri, Kesadaran akan oknum yang disembah dalam ibadah adalah pribadi Allah yang kudus, mulia dan benar, maka, implikasinya lebih jauh adalah menuntut setiap orang yang datang menyembah haruslah menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yohanes 4:24). Orang yang mau memuliakan Allah hanya bisa diperkenankan Allah, bila ia melakukannya dalam roh dan kebenaran. Apa maksud dan bagaimana menyembah Allah dalam roh dan kebenaran?